Kamis, 08 Januari 2015

ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM INDONESIA



TUGAS AKHIR SEMESTER
PENGANTAR KURIKULUM
ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM INDONESIA TAHUN 1968, 1975, 1984 1994, 2004 DAN 2006
DosenPengampu :SarinahS.Ag, M.Pdi
Picture1







Oleh:
Rini Delmasari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN
TAHUN 2014

1.    Kurikulum 1968

a.    Karakteristik kurikulum 1968

·      Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
·      Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.
b.   Kelebihan Kurikulum 1968
·      Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat
c.    Kekurangan Kurikulum 1968
·      Hanya memuat mata pelajaran pokok saja.
·      Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan.

2.    Kurikulum 1975
Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
a.    Karakteristik kurikulum 1975
·      Berorientasi pada tujuan
·      Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
·      Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
·      Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
·      Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
b.    Kelebihan Kurikulum 1975
·      Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien dalam hal daya dan waktu
·      Menganut sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik,dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa
c.    Kelemahan Kurikulum 1975
·      Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

3.    KURIKULUM 1984 (KURIKULUM CBSA)
a.    Karakteristik Kurikulum 1984
·           Mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "kurikulum1975 yang disempurnakan".
·           CBSA merupakan suatu upaya dalam pembaharuan pendidikan dan pembelajaran pada saat  itu. Pendekatannya menitikberatkan pada keaktifan siswa yang merupakan inti dari kegiatan belajar. 
·           Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan sebagainya.
·           Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yangdiberikan.
·           Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya
·           Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
·      Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.
b.   Kelebihan kurikulum 1984 (CBSA)
·      Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intlektual dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektip, maupun psikomotor.
c.    Kekurangan Kurikulum 1984 (CBSA)
·      Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
·      Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajaar model berceramah.
4.    Kurikulum 1994
a.    Karakteristik kurikulum 1994
·      Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
·      Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
·      Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
·      Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
·      Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
b.   Kelebihan Kurikulum 1994
·      Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social.
·      Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
c.    Kekurangan Kurikulum 1994
·      Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat.
·      Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.
·      Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
·      Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
·      Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.   
5.    KURIKULUM 2004 Kurikulum  Berbasis Kompetensi (KBK))
a.    Karakteristik Kurikulum 2004
·      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
·      Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
·      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
·      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
·      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
b.   Kelebihan Kurikulum 2004
·      Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
·      Pembelajaran berpusat pada siswa.
·      Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
·      Sumber belajar yang bervariasi.
c.    Kekurangan Kurikulum 2004
·      Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.

6.    KURIKULUM 2006- (KTSP)
Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlaku dewasa ini di Indonesia. KTSP diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007 yang menggantikan kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di Indonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat (sentralistik), sedangkan KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik).
a.    Karakteristik KTSP
·      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual, maupun klasikal.
·      Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman.
·      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
·      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif.
·      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
b.   Kelebihan KTSP
·      Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
·      Pembelajaran berpusat pada siswa.
·      Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.
·      Sumber belajar yang bervariasi.
·      seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntut kekereatifitasan.
c.    Kekurangan KTSP
·      Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
·      kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru.
·      kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.
·      penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru.
 Persamaan dan perbedaan kurikulum 1968, 1975, 1984,  1994, 2004, dan 2006
A.  Persamaan
1. Dirancang berdasarkan  landasan  yang  sama,  yaitu  Pancasila  dan  UUD  1945.
2. Tujuan dan isi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan pada setiap tahunnya.
3. Peningkatan mutu pendidikan mencakup pengembangan dimensi manusia seutuhnya yakni aspek-aspek moral, ahlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, ketrampilan, dan seni yang bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik.

B.  Perbedaan
1.Tujuan Pendidikan Nasional
a.Kurikulum 1968
“Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945”.

b.Kurikulum 1975
“Membentuk manusia pembangunan yang berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang bermaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945”.

c.Kurikulum 1984
“Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah airagar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

d.Kurikulum1994
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

e. Kurikulum 2004
kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.

f. Kurikulum 2006
KTSP mendorong terwujudnya otonomi penyelenggaraan pendidikan oleh Sekolah.Jadi dengan adanya otonomi ini maka sekolah dapat merumuskan kurikulum sesuai dengan kondisi maupun situasi sekolah tersebut.

2.  Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar
a.Kurikulum 1968
1.    Membentuk  manusia  Pancasila  sejati
2.    Mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan memperkuat keyakinan agama.
3.    Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.
4.    Membina/ mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.

b.Kurikulum 1975
Kurikulum  1975  menekankan  pada  tujuan,  agar  pendidikan  lebih  efisien  dan efektif.  “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen,  yaitu MBO  (management  by  objective)  yang  terkenal  saat  itu.
Kurikulum  1975  secara umum mengharapkan lulusannya :
1.      Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik.
2.      Sehat jasmani dan rohani.
3.      Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pekerjaan, bekerja di masyarakat, dan mengembangkan, diri sesuai dengan asa pendidikan seumur hidup.




c.Kurikulum 1984
1.    Mendidik murid agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa.
2.    Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3.    Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya.

d.Kurikulum1994
1.    Mencapai tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tiap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian.
2.    Menekankan kemampuan dan keterampilan dasar baca-tulis-hitung (calistung), sebab kemampuan tersebut merupakan kemampuan awal yang akan mempengaruhi kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih jauh.

e. Kurikulum 2004
1.    menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruksi apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
2.    Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal.
3.    Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
4.    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, yang mana guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja yang cenderung monoton tetapi metode yang lainnya juga.
5.    Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi unsur edukasi.
6.    Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

f. kurikulum 2006
1.      mengurangi beban belajar siswa yang berat, hal ini sangat bermanfaat untuk siswa dipendidikan dasar, karena mereka masih butuh bermain dan mengembangkan kepribadian mereka secara alami.
2.      Guru harus mencari metode yang kreatif karena pada kurikulum ini gurulah yang harus merancang konsep belajarnya bukan lagi terpusat.
3.      Siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi.

3.  Ciri-ciri
a.Kurikulum 1968
1)  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, SH (1968-1973).
2) Sifat kurikulum correlated subject.
3) Jumlah mata pelajaran SD 10 bidang studi, SMP 18 bidang studi (Bahasa Indonesia dibedakan atas Bahasa Indonesia I dan II), dan SMA jurusan A 18 bidang studi.
4) Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II, dan disederhanakan menjadi dua jurusan, yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu Pasti Pengetahuan Alam (PASPAL).

b.Kurikulum 1975
1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, SH (1968 – 1973).
2) Sifat kurikulum Integrated Curriculum Organization.
3) Jumlah bidang studi di SD ada 9 bidang studi, SMP ada 11 bidang studi, dan SMA ada 11 bidang studi.
4) Penjurusan di SMA dibagi atas 3 jurusan, yaitu : jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Penjurusan dimulai di kelas I pada permulaan semester II.

c.   Kurikulum 1984
1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto (1983-1985).
2) Sifat kurikulum content based curriculum
3) Jumlah mata pelajaran di SD mencakup 11 mata pelajaran, SMP ada 11 mata pelajaran, dan SMA ada 15 bidang studi untuk program inti dan 4 bidang studi untuk program pilihan
4) Penjurusan di SMA dibagi atas 5 (lima) jurusan, yaitu : program A1 (ilmu fisika), program A2 (ilmu biologi), program A3 (ilmu sosial), program A4 (ilmu budaya), program A5 (ilmu agama).

d.   Kurikulum 1994
1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah Prof. Dr. Ing. Wadiman Djoyonegoro (1993-1998).
2) Sifat kurikulum objective based curriculum
3) Nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan nama SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
4) Jumlah mata pelajaran di SD ada 9 mata pelajaran, SLTP ada 13 mata pelajaran, dan SMU ada 10 mata pelajaran.
5) Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II dan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
6) SMK memperkenalkan program pendidikan sistem ganda (PSG)

e. kurikulum 2004
1)   berbasis kompetensi.
2)   terpusat.
3)   Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4)   Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi
5)   Memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar
6)   Penilaian dalam setiap mata pelajaran dilakukan dengan per aspek.

f. Kurikulum 2006
1)   guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
2)   mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan.
3)   beban belajar siswa menjadi berkurang.
4)   KTSP yang dianggap sebagai kurikulum yang bersifat desentralisasi dalam kenyataannya masih saja bersifat sentralisasi dengan tetap dilaksanakannya UAN yang bersifat nasional sebagai standar kelulusan bagi tiap pelajar.

4.Mata Pelajaran di Sekolah Dasar
a.Kurikulum 1968
Ada tiga kelompok besar mata pelajaran, yaitu :
1.  Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, meliputi pelajaran :
a) Pendidikan Agama
b) Pendidikan Kewargaan Negara
c) Pendidikan Bahasa Indonesia
d) Bahasa Daerah
e) Olahraga
2.Kelompok Pembinaan Pengetahuan dasar, meliputi pelajaran:
a) Berhitung
b) Ilmu Pengetahuan Alam
c) Pendidikan Kesenian
d) Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu kesehatan
3.Kelompok Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi pelajaran:
a)Kejuruan Agraria (pertanian, peternakan, dan perikanan)
b) Kejuruan Teknik (pekerjaan tangan dan perbengkelan)
c) Kejuruan Ketatalaksanaan atau Jasa (koperasi dan tabungan)
·         Semua mata pelajaran diberikan sejak kelas I, kecuali pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia yang diberikan mulai kelas III (bagi sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa daerah sabagai bahasa pengantar di kelas I dan II)

b.Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 mencakup 9 bidang studi, yaitu :
1.   Agama
2.  Pendidikan Moral Pancasila
3.  Bahasa Indonesia
4.  Ilmu Pengetahuan Sosial
5.  Matematika
6.  Ilmu Pengetahuan Alam
7.  Olahraga dan Kesehatan
8.  Kesenian
9.  Keterampilan Khusus
·       Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial tidak diberikan di kelas I dan II melainkan baru diberikan mulai kelas III.
·       Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan Kependudukan diintegrasikan ke dalam beberapa bidang studi yang relevan.
·       Bahasa Daerah merupakan bagian dari bidang studi Bahasa Indonesia, khusus bagi sekolah di daerah yang memerlukan pelajaran Bahasa Daerah.


c.Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mencakup 11 mata pelajaran, yaitu :
1.      Pendidikan Agama
2.     Pendidikan Moral Pancasila
3.     Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
4.     Bahasa Indonesia
5.     Matematika
6.     Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7.     Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
8.     Olahraga dan Kesehatan
9.     Pendidikan Kesenian
10.   Keterampilan Khusus
11.    Bahasa Daerah
·         Mata pelajaran Matematika tidak diberikan pada kelas I dan II melainkan baru diberikan mulai kelas III.
·         Pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa diberikan hanya pada caturwulan ke-3 setiap tahunnya.
·         Pelajaran Bahasa Daerah diberikan bagi daerah atau sekolah yang memberikan pelajaran Bahasa Daerah.

d.Kurikulum1994
Kurikulum 1994 mencakup 9 mata pelajaran, yaitu :
1.  Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7. Kerajinan Tangan dan Kesenian
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
9. Muatan Lokal
·      Khusus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak diberikan di kelas I dan II melainkan mulai diberikan di kelas III.
e. kurikulum 2004
1. pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
2. pendidikan agama
3. Bahasa indoensia
4. matematika
5. ilmu pengetahuan alam (IPA)
6. ilmu pengetahuan social (IPS)
7. kerajinan tangan dan kesenian
8. pendidikan jasmani dan rohani
9. muatan lokal
·         Jumlah mata pelajaran memang belum ada perubahan tetapi, jumlah jam pelajaran siswa berkurang dan metode yang digunakan guru ketika mengajarkan telah bersifat dua arah.
f. kurikulum 2006
1.        pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
2.        pendidikan agama
3.        Bahasa indoensia
4.        Bahasa Inggris
5.        matematika
6.        ilmu pengetahuan alam (IPA)
7.        ilmu pengetahuan social (IPS)
8.        kerajinan tangan dan kesenian
9.        pendidikan jasmani dan rohani
10.    muatan local
11.    pengembangan diri
·         sekolah-sekolah modern (maju) telah menambahkan mata pelajaran Bahasa Inggris.


5.Alokasi Waktu
a.Kurikulum 1968
Kelas I dan II                          : 28 jam pelajaran, masing-masing jam pelajaran 30 menit.
Kelas III, IV, V, dan VI         : 40 jam pelajaran, masing-masing jam pelajaran 40 menit.

b.Kurikulum 1975
Kelas I             : 26 jam pelajaran
Kelas II           : 26 jam pelajaran
Kelas III          : 33 jam pelajaran
Kelas IV          : 36 jam pelajaran
Kelas V           : 36 jam pelajaran
Kelas VI          : 36 jam pelajaran

c.Kurikulum 1984
Kelas I             : 28 jam pelajaran (ada Bahasa Daerah), 26 jam pelajaran (tanpa Bahasa Daerah)
Kelas II           : 28 jam pelajaran (ada Bahasa Daerah), 26 jam pelajaran (tanpa Bahasa Daerah)
Kelas III          : 35 jam pelajaran (ada Bahasa Daerah), 33 jam pelajaran (tanpa Bahasa Daerah)
Kelas IV          : 38 jam pelajaran (ada Bahasa Daerah), 36 jam pelajaran (tanpa Bahasa Daerah)
Kelas V           : 38 jam pelajaran (ada Bahasa Daerah), 36 jam pelajaran (tanpa Bahasa Daerah)
Kelas VI          : 38 jam pelajaran (ada Bahasa Daerah), 36 jam pelajaran (tanpa Bahasa Daerah)

·      Pelajaran Bahasa Indonesia pada catur wulan ke-1 dan ke-2 ada 8 jam pelajaran, sedangkan caturwulan ke-3 ada 7 jam pelajaran.

d.Kurikulum1994
Kelas I             :  30 jam pelajaran
Kelas II           :  30 jam pelajaran
Kelas III          : 38 jam pelajaran
Kelas IV          :  40 jam pelajaran
Kelas V           :  42 jam pelajaran
Kelas VI          :  42 jam pelajaran

e. kurikulum 2004
Alokasi waktu setiap jam pelajaran, 45 menit untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.

f. Kurikulum 2006
Alokasi waktu setiap jam pelajaran, 45 menit untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.

6.Materi
a.Kurikulum 1968
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengkaitkan dengan permasalahan faktual dilapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

b.Kurikulum 1975
Materi pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang pada saat itu dikenal dengan “Satuan Pelajaran”.

c.Kurikulum 1984
Pada kurikulum 1984 ada penyederhanaan materi pada setiap mata pelajaran sehingga mencakup materi yang penting-penting saja. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal dipadukan ke berbagai bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Kesenian.

d.Kurikulum1994
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Alhasil, kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum yang super padat.
e. Kurikulum 2004

 
 7.Pembelajaran
a.Kurikulum 1968
Metode pembelajarannya banyak dipengaruhi teori psikologi unsur. Penerapan metode eja pada pelajaran bahasa Indonesia, anak juga harus belajar melalui unsur-unsur lebih dahulu. Metode ini menjadi bertolak belakang ketika pemerintah mengenalkan matematika modern 1971. Padahal guru hanya menguasai ilmu hitung.

b.Kurikulum 1975
Metode, materi dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal dengan istilah Satuan Pelajaran”. Setiap pelajaran dijabarkan kedalam Tujuan Kurikuler”. Setiap pokok bahasan mata pelajaran diurai menjadi ” Tujuan Instruksional Umum”. Kemudian dari pokok bahsan ini dijabarkan kedalam satu bahasan yang melahirkan sejumlah tujuan instruksional khusus.
Kurikulum 1975 menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan, pendekatan integratif, pendekatan sistem, dan pendekatan ekosistem.
·       Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, maksudnya bahwa semua komponen kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional (tujuan Sekolah Dasar), tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), dan tujuan intruksional (tujuan umum dan khusus).
·       Pendekatan integratif, menekankan adanya keterpaduan atau kesatuan dari keseluruhan sistem pengajaran.
·         Pendekatan sistem, dimaksudkan bahwa kurikulum merupakan suatu totalitas yang memiliki berbagai komponen yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan.
·       Pendekatan ekosistem, maksudnya bahwa kurikulum senantiasa berorientasi atau didasarkan kepada tuntutan kehidupan dalam masyarakat yang sedang membangun.

Kurikulum 1975 juga menganut prinsip relevansi, prinsip efisiensi-efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas, dan prinsip pendidikan sumur hidup.

·       Prinsip relevansi
Suatu sistem pendidikan hanya akan bermakna apabila kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan lapangan kerja.
·       Prinsip efisiensi dan efektifitas
Kurikulum 1975/ 1976 menekankan kepada efisensi dan efektifitas penggunaan dana, daya dan waktu.
·       Prinsip fleksibilitas
Pelaksanaan suatu program hendaknya didasarkan dengan mempertimbangkan faktor- faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program.
·       Prinsip berkesinambungan/ kontinuitas
Sesuai dengan tujuan institusional, siap mempersiapkan para siswa untuk berkembang menjadi warga masyarkat, tetapi juga dipersiapkan untuk mampu melanjutkan kesetiap jenjang pendidikan.
·       Prinsip pendidikan seumur hidup
Dalam GBHN telah dirumuskan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Pendidikan para siswa tidak cukup hanya di sekolah saja, sekalipun kesempatan belajar yang luas dan penting, melainkan harus dilanjutkan kemasyarakat.

c.Kurikulum 1984
Pada kurikulum 1984 guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta menentukan cara penilaian sendiri secara lebih bebas. Pelaksanaan pengajaran mengarah pada ketuntasan belajar dan disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing anak didik. Posisi siswa ditempatkan sebagai subyek belajar, yang terkenal dengan metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.

d.Kurikulum1994
Tujuan  pengajaran  menekankan  pada  pemahaman  konsep  dan  keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi). Dalam pelaksanaan kegiatan, guru harus memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.



e. Kurikulum 2004
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, yang mana guru dalam menyampaikan materi lebih bersifat dua arah, tidak lagi monoton. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi unsur edukasi, jadi setiap siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengasah kemampuan mereka tidak hanya dari sekolah melainkan juga diluar sekolah sehingga timbulah suatu konsep pendidikan “long live education”.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada pendekatan konstruktivisme.

f. Kurikulum 2006
guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
Setiap guru sebelum menyampaikan materi, terlaebih dahulu harus merancangRencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosdur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar  yang diterapkan  dalam standar  isi dan dijabarkan dalm silabus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2003.Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah. Jakarta:Depdiknas.
Bagus, Andi. 2008. Kurikulum Pendidikan di Indonesia. http://andibagus.blogspot.com/2008/03/kurikulumm –pendidikan-di-                                 indonesia.html. (Diakses 28 Desember 2011).
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyadi, Usman, dkk. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.Jakarta:Bina Aksara.
Nasution. 1999. Asas – Asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suyanto, 2006. Persoalan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0310/06/Didaktika/604355.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar