Kamis, 08 Januari 2015

MAKALAH SOSIAL & BUDAYA




MAKALAH
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
KEGELISAHAN DAN PENYEBABNYA

Dosen Pengampu : Ifrianto S.Pd.I, M.Pd.I


th






Kelompok 2:
Rini Delmasari
Farida
Eva yuliana
Natalia


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahIlmu Sosial dan Budaya Dasar.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuanberbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ifrianto S.Pd.I, M.Pd.I yang telah membimbing dalam proses pembelajaran, serta teman-teman sekelompok yang telah berjuang dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah inibanyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini. Semogadapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaranperkembangan peserta didik khususnya dan pendidikan pada umumnya.


                                                                              Bangko, 13Juni 2014
                                                                                          penulis











DAFTAR ISI


Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I:   PENDAHULUAN.................................................................................. 1                 
1.1    Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2    Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3    Manfaat Penulisan............................................................................................ 1

BAB II:  PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1    Pengertian Kegelisahan..................................................................................... 2
2.2    Kegelisahan, pengaruhnya, dan harapan........................................................... 6
2.3    Faktor Penyebab Kegelisahan........................................................................... 8
2.4    Usaha-usaha dalam mengatasi Kegelisahan...................................................... 16
BAB III : PENUTUP............................................................................................ 18
3.1  Kesimpulan........................................................................................................ 18
3.2  Saran.................................................................................................................. 18
Daftar Pustaka....................................................................................................... 19









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kegelisahan sering kali dialami oleh manusia hal ini dikarenakan manusia sering mengalami ketidakpastian, keterasingan, dan kesepian. Sebagai manusia yang memiliki agama sebagai pandangan hidupnya seharusnya bisa mengatasi kegelisahan pada dirinya. Karena kegelisahan dapat membawa pengaruh negatif baik kepada diri sendiri, orang lain bahkan lingkungan sekitar.
Penjelasan diatas secara eksplinsit menjelaskan bahwa manusia harus menghindari suatu keadaan yang disebut “kegelisahan” karena membawa pengaruh buruk terhadap diri manusia itu sendiri, dan lingkungan sekitarnya. Maka dari itu pemakalah mengangkat judul makalah Kegelisahan dan penyebabnya, agar disini setiap individu dapat memahami apa sebenarnya kegelisahan dan penyebabnya serta bagaimana mengatasinya

1.2  Rumusan masalah
1.2.1   Jelaskan yang dimaksud dengan kegelisahan
1.2.2   Jelaskan kaitan kegelisahan, pengaruh, dan harapan
1.2.3   Jelaskan faktor penyebab kegelisahan
1.2.4   Bagaimana usaha-usaha mengatasi kegelisahan

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1        Mengetahui mengenai defenisi kegelisahan
1.3.2        Mehami kaitan antara kegelisahan, pengaruh dan Harapan
1.3.3        Mengetahui hal-hal yang menjadi faktor penyebab kegelisahan
1.3.4        Mengetahui bagaimana Usaha-usaha mengatasi kegelisahan







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kegelisahan
Gelisah adalah ungkapan perasaan psikologis atau kejiwaan seseorang. Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, kahwatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.
Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini apabila cukup lama hinggap pada manusia, akan menyebabkan suatu gangguan penyakit. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang
kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.Tragedi dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil, dan seterusnya.­
Kegelisahan dalam konteks budaya dapatlah dikatakan sebagai akibat adanya instink manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya untuk mencari “kesempurnaan”. Atau, dari segi batin manusia, gelisah sebagai akibat noda dosa pada hati manusia. Dan tidak jarang akibat kegelisahan seseorang, sekaligus membuat orang lain menjadi korbannya. Penyebab kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan, Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril. Banyak yang menilai kegelisahan ada macam-macam diantaranya adalah kegelisahan negatif dan positif yang di artikan sebagai berikut :
“Kegelisahan negatif” adalah kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.
“Kegelisahan positif” merupakan dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
2.1.1        Kecemasan Obyektif (Kenyataan)
Pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Contoh :
Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit; muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya.
Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kecemasan yang diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.
2.1.2        Kecemasan Neurotik (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni:
a)      Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
Contoh :
Ujang anak laki-laki berumur 10 tahun, duduk di kelas 4 SD. Pada suatu hari ia diberi tahu ayahnya bahwa bulan depan ayahnya pindah ke kota lain. Mereka sekeluarga harus pindah. Sudah tentu ia harus ikut. Jadi, ia harus pindah sekolah ke kota tempat ayahnya bertugas.  Ibunya tampak gelisah, karena ia telah merasa betah tinggal di tempat itu berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan  ibu-ibu. Lebih-lebih Ujang, karena baik di kampung maupun di sekolah ia memiliki banyak kawan. Ia takut kalau di tempat baru kelak ia tidak merasa betah. Namun bila tidak ikut pindah, ia akan ikut siapa?. Bila ikut pindah, bagaimana suasana di tempat baru nanti?  Ia takut pada bayangannya sendiri.
b)      Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
Contoh :
Orang takut ular, binatang berbulu, atau takut lintah. Rasa takut seperti ini dapat kita tekan, sehingga berkurang, atau hilang sama sekali. Pengalaman ketika kecil dapat menjadikan anak takut akan sesuatu, seperti benda tajam, takut darah, dan sebagainya.
c)      Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh :
Seseorang yang tidak bisa menyanyi atau bicara di depan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, ia akan gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau bernyanyi.
2.1.3        Kecemasan Moral
Kecemasan moral disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu, sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan putus asa.
Contoh :
Datuk Maringgih iri melihat kemajuan usaha Bagindo Sulaiman, ayah Siti Nurbaya. Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu, ia menyuruh orang agar membakar toko Bagindo Sulaiman.  (Siti Nurbaya – Marah Rusli).

2.2    Kegelisahan, Pengaruhnya, dan harapan
 Kegelisahan yang terjadi pada seorang akan berpengaruh secara psikologis, tidak hanya pada kehidupan pribadinya, tetapi juga pada kehidupan orang lain, yaitu anggota keluarga, masyarakat umunya. Seorang oknum pejabat dituduh menyalahgunakan kekuasaan (korupsi), sedang istirahat dirumahnya didatangi petugas yang diperintahkan untuk menangkap dan menahan dirinya. Suasana menjadi tidak menentu, apa memang benar bapak itu menyeleweng, padahal sehari-hari dia dikenal sebagai bapak yang baik, ramah, suka menolong sesama, dan kehidupannya biasa-biasa saja. Karena keadaan ini, tidak hanya bapak yang gelisah, tetapi juga istri, anak-anak, tetangga, serta masyarakat kelompok pengajiannya pun ikut gelisah.
Suami istri yang baru berumah tangga dan bergaya mewah, pindah rumah ketempat yang baru, tidak mau berkenalan dengan tetangga sekitar, bersikap tidak peduli, serta sikapnya yang angkuh dan sombong. Pada waktu ulang tahun istrinya, pasangan ini mengadakan pesta makan malam dan mengundang secar selektif tetangganya yang setara dengan kehidupan mereka. Rupanya tetangga mereka mengetahui prilaku diskriminatif pasangan tersebut. Ketika pesta makan malam itu diadakan tepat pukul 19.00, semua hidangan sudah disajikan. Akan tetapi, ditunggu sampai pukul 21.00 tidak seorangpun tamu yang hadir. Istri duduk termenung sambil sesekali memandang makanan terhampar rapi dimeja makan sementara suami mondar-mandir sekitar meja makan sambil sesekali memandang  kerah pintu. Dia gelisah, istrinya gelisah, mereka merasa terasing dari masyarakat lingkungan akibat prilaku mereka sendiri.
Berdasarkan 2 (dua) contoh yang sudah diungkapkan tersebut, dapat dinyatakan bahwa kegelisahan pada dasarnya dapat terjadi karena suasananya yang tidak pasti (ketidakpastian), merasa terasing (keterasingan), merasa sepi (kesepian) akibat sikap dan perbuatan sendiri. Dampaknya dapat diperkirakan, ancaman kemungkinan kehilangan harga diri atau martabat dimata tetangga, kehilangan nama baik dimata masyarakat, jabatan dikantor, taupun kehilangan kekayaan.
Suasana yang tidak pasti (ketidakpastian) dalam contoh diatas dapat dilihat pada pertanyaan, “ apa benar bapak itu menyeleweng?” orang bertanya demikian karena memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan sehari-hari bapak itu sebagai orang baik, suka menolong, hidup sederhana, dan tidak berlebih-lebihan. Keterasingan, jelas dapat diketahui dari sikap angkuh, sombong, tidak mau dikenal, dan tidak peduli kepada tetangga nya sekitarnya, yang mengakibatkan pasangan itu dijauhi tetangga ataupun dan teman-teman. Kesepian, dapat diamati dari suasana suami istri yang dijauhi tetangga ataupun teman. Mereka akan merasakan kesepian jika tidak mengubah tingkah laku kepada masyarakat sekitar.
Ancaman kemungkinan akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dapat diketahui dari “tuduhan dan penyalahgunaan kekuasaan” dengan diikuti “penangkapan dan penahanan”,  “undanganselektif” yang diikuti oleh “ketidakhadiran para undangan”.
Ketidakpastian, keterasingan, dan kesepian tidak selalu berdiri sendiri-sendiri, dapat terjadi kait mengait satu sama lain. Misalnya, keterasingan dapat membuat orang kesepian, tetapi kesepian belum tentu membuat orang dalam keterasingan. Orang yang mengalami ketidakpastian  merasa gelisah, tetapi dia tidak kesepian dan atau terasing. Ketiga faktor penyebab kegelisahan ini harus mengenai nilai-nilai kemanusian yang bersifat unik, yaitu menyentuh harkat dan martabat manusia. Kegelisahan dalam arti sehari-hari yang tidak unik, tidak menyentuh harkat dan martabat manusia tidak termasuk dalam ketiga konsep tersebut.
Kegelisahan selalu mengarah pada suasan negatif atau ketidaksempurnaan, tetapi mempunyai harapan. Dikatakan negatif atau ketidaksempurnaan karena menyentuh nilai-nilai kemanusian yang dapat menimbulkan kerugian atau kehilangan. Kegelisahan juga mengarah pada suasana positif atau optimis karena masih ada harapan bebas dari kegelisahan, yang mendorong manusia mencari kesempurnaan dan mendorong menjadi kreatif dan produktif.

2.3      Faktor Penyebab Kegelisahan
2.3.1   Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti” artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh  berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya,  Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :

a)   Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
b)   Phobia
Yaitu rasa ketakutan yang takterkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Contoh :
Orang yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
c)    Kompulasi
Ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
Contoh :
Keinginannya mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
d)   Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
Contoh :
Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
e)    Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Ada tiga macam delusi, yaitu :
e.a Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
e.b Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
e.c Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
f)    Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh :
Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
g)   Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.

2.3.2Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh :
a)    Jaksa Penuntut Umum menganggap Tahir Bin Jarot sebagai keturunan penjahat. Ia menjadi penjahat, karena dalam darahnya mengalir darah penjahat. Ia sangat berbahaya, karena itu ia harus dibuang ke Nusa Kambangan selama 7 tahun. Di sana ia mengalami keterasingan
b)   Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.

2.3.2.1  Sebab-sebab keterasingan adalah :
a)    Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri, bersikap angkuh atau sombong. Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya. Ketidaksesuaian ini bisa jadi timbul lantaran seseorang menampakkan sikap dan perbuatan yang di mata orang lain negatif  seperti misalnya sombong, menganggap dirinya lebih tinggi, angkuh, kaku, pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap seperti itu menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan orang yang bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik fisik.
b)   Sikap rendah diri
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena kesalahan perbuatannya , berikut penjelasannya.

b.a Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena itu adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa malu anak atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
b.b Keterasingan karena sosial ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam kenyataan lain keadaannya, orang-orang yang tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan kekayaannya, meskipun tanpa disengaja.
b.c  Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena merasa sulit menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari pergaulan.
Akan tetapi, orang seperti itu masih lebih baik dari pada mereka yang berlagak pintar dan akhirnya menjadi bahan tertawaan.
Contoh :
b.c.a   Akil yang merasa berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap dengan tamu dalam pertemuan itu. Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan bahasa asing yang belum pernah didengarkannya. Ia merasa makin takut meskipun pakiannya tidak kalah dengan mereka karena pendidikan dan pengalamannya jauh lebih rendah dari mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
b.c.b  Lain halnya dengan Dodo, biarpun pendidikannya rendah, ia tidak perduli. Dalam pertemuan ia tanya sini tanya sana, sehingga tidak jarang membuat orang heran, sebab pertanyaan tidak dapat dimengerti sebaliknya bila ditanya lain pula jawabannya. Akhirnya ia kurang diperhatikan orang dan tersisihkan dari pergaulan.
b.d Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya, yang tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Contoh :
Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk di wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi bergaul. Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung diri di rumah, hidup dalam keterasingan.
b.d.a Takut kehilangan hak
Contoh :
1)        Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga ia terasing dari pergaulan.
2)        Dede seorang anak anggota militer. Setiap bertengkar dengan kawan-kawannya selalu membawa nama bapaknya, sehingga kawan-kawannya segan bergaul dengannya. Akibatnya ia tak berkawan, hidup hanya dengan keluarganya sendiri, ia hidup dalam keterasingan.
Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi. Demikian Marni, karena perbuatannya yang melanggar susila, ia takut kehilangan hak nama baiknya.
b.d.b Kerinduan
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang  yang berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.

2.3.3   Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Contoh :
a)        Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian. 
b)        Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
c)        Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
2.3.3.1 Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Contoh :
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana dan pergi ke hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari hakikat hidup.
Bila kita perhatikan sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada hubungannya. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Kesepian merupakan akibat dari keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga mereka merasa kesepian.

2.4 Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Kegelisahan nyatanya membuat  pikiran dan perasaan seseorang merasa tidak nyaman. Ada beberapa usaha – usaha yang perlu kita ketahui untuk mengatasi kegelisahan, diantara nya :
1)   Bersikap tenang
Tenang merupakan sikap mengontrol perasaan menjadi rileks. Pada saat seseorang merasa gelisah, sikap tenang dapat membantu menghilangkan atau mengurangikegelisahan dengan me rileks kan perasaan serta fikiran.
2)   Intropeksi diri 
Pada saat gelisah, intropeksi diri sangat diperlukan untuk membantumenghilangkanperasaan gelisah. Dengan adanya intropeksi diri seseorang akan mulai berfikir apa penyebabkegelisahan nya dan bagaimana cara menyelesaikanpermasalahan nya tanpa harusmerasa gelisah.
3)   Berserah diri kepada Tuhan
Kegelisahan terkadang membuat diri seseorang lupa akan ada nya Tuhan
yang selalu siap membantu . Apapun yang membuat kita gelisah, apabila kita
memasrahkan diri kepada tuhan kemungkinan tuhan akan memberikan jalan keluardari kegelisahan yang kita alami.
4)   Bercerita kepada seseorang
Apabila sedang mengalami kegelisahan, alangkah baik nya apabila seseorang dapat menceritakan permasalahan yangmembuatnya gelisah. Dengan adanya bercerita kepada seseorang, permasalahan yangsedang dialami bisa mendapatkankan pendapat ataupun saran. Jadi kemungkinan kegelisahan tidak akan bertambah dengan adanya pendapat atau saran yang diterima.















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegelisahan selalu mengarah pada suasana negatif  atau  ketidaksempurnaan, tetapi mempunyai harapan. Kegelisahan mempunyai arti negatif apabila seseorang tidak mampu  keluar dari kegelisahan itu sendiri atau keadaan gelisah, tetapi bagi seseorang yang mampu keluar dari kegelisahan itu , maka merupakan suatu  arti positif yang mana seseorang merasa optimis karena masih ada harapan bebas dari kegelisahan, yang mendorong manusia mencari kesempurnaan dan mendorong menjadi kreatif dan produktif.

3.2 saran
Penulis mengaharapkan kritikan atau masukan dari pembaca, baik itu mengenai sistematika penulisan, format penulisan, dan juga ketepatan materi yang disajikan hal ini diperlukan untuk perbaikan makalah ini sehingga menjadi sebuah makalah yang benar, baik itu secara sistematika penulisan, format penulisan dan ketepatan materi.






                                                                                            






DAFTAR PUSTAKA


Muhammad Abdulkadir,2005. Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti.










1 komentar:

  1. Did you realize there is a 12 word phrase you can communicate to your crush... that will induce deep emotions of love and impulsive attraction for you deep inside his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, idolize and protect you with his entire heart...

    12 Words That Trigger A Man's Desire Instinct

    This impulse is so built-in to a man's mind that it will drive him to work harder than before to make your relationship the best part of both of your lives.

    Matter-of-fact, fueling this powerful impulse is so essential to achieving the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You will instantly notice him open his mind and soul to you in such a way he never expressed before and he will identify you as the one and only woman in the universe who has ever truly interested him.

    BalasHapus